Jumat, 06 Februari 2015

HAQQUL YAQIN



pertama yang ingin kami hadirkan sebagai renungan untuk kita semua, sebenarnya apa tujuan kita diciptakan oleh ALLAH SWT?
 yang pesti semua yang di ciptakan ALLAH SWT tidak ada yang di ciptakan sia-sia atau tanpa tujuan.
kami hadirkan firman-Nya:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
yang artinya : "tidaklah Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku"
(QS. adz-Dzariyat: 56)
dari arti diatas sangatlah jelas bahwa tujuan penciptaan kita semua untuk mengabdi kepada-Nya, lantas mengapa kita sering lupa dan dilalaikan dengan kenikmatan dunia yang sering bertentangan dengan alur agama? jawabannya tidak lain karena kita terlalu mencintai dunia, padahal kehidupan dunia ini tidaklah selamanya...banyak diantara kita terlalu dilalaikan oleh kehidupan dunia yang serba menipu ini, memang tidak ada larangan untuk mencari dunia tapi kalau hanya dunia yang dicari alangkah ruginya kita, sebagai mana firman-Nya:

وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ 
إِلَيۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ:

yang artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS.Al-Qashash:77)
  sungguh kehidupan di dunnia ini sebagai ladang untuk negri akhirat kelak, banyak diantara kita percaya tapi kurang yakin kalau kehidupan di dunia ini sudah di atur oleh ALLAH, baik itu rezeki, jodoh, musibah, maut, dan yang lainya itu sudah di atur, bahkan dalam urusan rezeki, walaupun kita berusaha sekuat kemampuan kita kalau tidak di izinkan ALLAH maka tak akan ada hasil yang akan kita dapatkan, dan jadikan ikhtiar itu sebagai ibadah bukan keharusan untuk suatu hasil, sekali lagi kami tulis ikhtiar itu bukanlah kita pasti berhasil, semua tidak lepas dari izin ALLAH SWT, sebagaimana firmannya:
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٞ وَلَا نَوۡمٞۚ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٖ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَ‍ُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ

yang artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur, Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” 
(QS.al-Baqarah: 255)
  banyak ayat yang menjelaskan tentang semua yang terjadai di muka bumi ini sudah di atur oleh-Nya, hanya saja kita kurang yakin dengan semua itu padahal sudah sangat jelas dan pada awal-awal pada AL-Quran:
ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ
yang artinya: "Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan pada nya dan petunjuk bagi orang yang bertakwa." (QS. Al-baqarah:2)

demikianlah semoga yang menulis dan yang membaca mampu lebih mendekatkan diri kepada ALLAH SWT..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar