Minggu, 22 Februari 2015

ZIKRULLAH





Banyak perintah dzikir kepada ALLAH dalam Al-quran, di antaranya:
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. (Al Baqarah 152)
Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (An Nisa 103)
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. 206-Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya lah mereka bersujud. (Al A’raaf 205-206)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran 191)
Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. 26- Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari. (Al Insan 25-26)
Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi. (Al Mujadilah 19)
dan adapun dalam hadist:
Dari abu Darda ra berkata, Rasulullah bersabda :” Maukah kuberitahukan kepadamu suatu amalan yang paling baik dan paling suci disi Tuhanmu, dan paling menaikan derajatmu, dan lebih baik bagimu daripada menginfakan emas dan perak, serta lebih baik bagimu daripada berjuang melawan musuh, kamu membunuh musuh atau musuh membunuhmu ,” para sahabat menjawab “ya” Sabda beliau saw “ Dzikrullah” (HR Ahmad, Tarmidzi, Ibnu Majah)

Dari Abu Musa ra Nabi saw bersabda “ Perumpamaan orang orang yang berdzikir kepada Allah dan orang orang yang tidak berdzikir kepada allah, seperti orang yang hidup dan orang yang mati (HR Bukhari, Muslim, Baihaqi).

Dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda “ Ahli syurga tidak akan menyesali apapun (didunia ini) kecuali atas waktu yang telah mereka lalui tanpa dzikrullah didalamnya “ (HR Thabrani, Baihaqi)

Dari Jabbir ra, Nabi saw bersabda :” Dzikir yang paling utama ialah “Laa ilaaha ilallah” dan do’a yang paling utama ialah “Alhamdulillah” (Tirmidzi, Ibnu Majah)

Dari samrah bin Jundub ra , Rasulullah bersabda :” Kalimat yang paling disukai allah swt ialah Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha ilallah Allahu Akbar. Tidak akan membahayakanmu , darimana saja kamu memulainya “ Dalam riwayat lain disebutkan bahwa kalimat itu ada dalam AL QUR’AN ( Muslim , Ibn Majjah, Nasa’i)

Dari Ummi Hani ra ia berkata “ Suatu ketika lewatlah Rasulullah saw dihadapanku, lalu aku berkata:” Ya Rasulullah saya sudah tua dan sangat lemah. Beritahukanlah kepada ku suatu amalan agar dapat saya kerjakan sambil duduk” Beliau bersabda”Bacalah subhanallah 100 kali , itu seimbang bagimu dengan memerdekakan 100 orang budak dari keturunan Ismail. Bacalah alhamdulillah 100 kali sesungguhnya itu seimbang bagimu dengan menyedekahkan 100 ekor kuda yang bercahaya dan terkendali yang disedekahkan dijalan Allah. Bacalah Allahu Akbar 100 kali sesungguhnya itu seimbvang bagimu dengan menyembelih 100 ekor unta yang dikurbankan dan diterima disisi Allah. Dan bacalah Laa ilaaha ilalla 100 kali “ Abu Khalfin berkata Aku duga pahalanya akan memenuhi antara kangit dan bumi, dan tidak ada yang melebihinya darimu kecualai orang yang mengamalkannya lebih dari itu ( HR Ahmad)


berikut dzikir memiliki tujuh  puluh tiga manfaat diantaranya
yaitu:

1. Mengusir setan dan
menjadikannya kecewa.

2. Membuat Allah Ridho'. 

3. Menghilangkan rasa
sedih,dan gelisah dari
hati manusia.

4. Membahagiakan dan
melapangkan hati.

5. Menguatkan hati dan
badan.

6. Menyinari wajah dan
hati.

7. Membuka lahan
rezeki.

8. Menghiasi orang yang
berdzikir dengan
pakaian kewibawaan,
disenangi dan dicintai manusia.

9. Melahirkan kecintaan.

10. Mengangkat manusia
ke maqam ihsan.

11. Melahirkan inabah,
ingin kembali kepada Allah.

12. Orang yang berdzikir
dekat dengan Allah.

13. Pembuka semua
pintu ilmu.

14. Membantu seseorang merasakan kebesaran
Allah.

15. Menjadikan seorang
hamba disebut disisi
Allah.

16. Menghidupkan hati.

17. Menjadi makanan
hati dan ruh.

18. Membersihkan hati
dari kotoran.

19. Membersihkan dosa.

20. Membuat jiwa dekat dengan Allah.

21. Menolong hamba saat
kesepian.

22. Suara orang yang
berdzikir dikenal di
langit tertinggi.

23. Penyelamat dari azab
Allah.

24. Menghadirkan
ketenangan.

25. Menjaga lidah dari
perkataan yang dilarang.

26. Majlis dzikir adalah
majlis malaikat.

27. Mendapatkan berkah
Allah dimana saja.

28. Tidak akan merugi dan menyesal di hari
kiamat.

29. Berada dibawah
naungan Allah dihari
kiamat.

30. Mendapat pemberian yang paling berharga.

31. Dzikir adalah ibadah
yang paling afdhal.

32. Dzikir adalah bunga
dan pohon surga.

33. Mendapat kebaikan dan anugerah yang tak
terhingga.

34. Tidak akan lalai
terhadap diri dan Allah
pun tidak
melalaikannya.

35. Dalam dzikir
tersimpan kenikmatan
surga dunia.

36. Mendahului seorang
hamba dalam segala
situasi dan kondisi.

37. Dzikir adalah cahaya
di dunia dan ahirat.

38. Dzikir sebagai pintu
menuju Allah.

39. Dzikir merupakan
sumber kekuatan qalbu dan kemuliaan jiwa.

40. Dzikir merupakan
penyatu hati orang
beriman dan pemecah
hati musuh Allah.

41. Mendekatkan kepada ahirat dan menjauhkan
dari dunia.

42. Menjadikan hati
selalu terjaga.

43. Dzikir adalah pohon
ma’rifat dan pola hidup orang shalih.

44. Pahala berdzikir sama
dengan berinfak dan
berjihad dijalan Allah.

45. Dzikir adalah pangkal
kesyukuran.

46. Mendekatkan jiwa
seorang hamba kepada
Allah.

47. Melembutkan hati.

48. Menjadi obat hati.

49. Dzikir sebagai modal dasar untuk mencintai
Allah.

50. Mendatangkan
nikmat dan menolak
bala.

51. Allah dan Malaikatnya
mengucapkan shalawat
kepada pedzikir.

52. Majlis dzikir adalah
taman surga.

53. Allah membanggakan para
pedzikir kepada para
malaikat.

54. Orang yang berdzikir
masuk surga dalam
keadaan tersenyum.

55. Dzikir adalah tujuan
prioritas dari kewajiban
beribadah.

56. Semua kebaikan ada
dalam dzikir.
57. Melanggengkan dzikir dapat mengganti
ibadah
tathawwu’ (Sunnah
yang di anjurkan)

58. Dzikir menolong
untuk berbuat amal ketaatan.

59. Menghilangkan rasa
berat dan
mempermudah yang
susah.

60. Menghilangkan rasa takut dan menimbulkan
ketenangan jiwa.

61. Memberikan
kekuatan jasad.

62. Menolak kefakiran.

63. Pedzikir merupakan orang yang pertama
bertemu dengan Allah.

64. Pedzikir tidak akan
dibangkitkan bersama
para pendusta.

65. Dengan dzikir rumah- rumah surga dibangun,
dan kebun-kebun surga
ditanami tumbuhan
dzikir.

66. Penghalang antara
hamba dan jahannam.

67. Malaikat
memintakan ampun
bagi orang yang
berdzikir.

68. Pegunungan dan
hamparan bumi bergembira dengan
adanya orang yang
berdzikir.

69. Membersihkan sifat
munafik.

70. Memberikan kenikmatan tak
tertandingi.

71. Wajah pedzikir
paling cerah didunia dan
bersinar di ahirat.

72. Dzikir menambah saksi bagi seorang
hamba di ahirat.

73. Memalingkan
seseorang dari
membincangkan
kebathilan.

Sabtu, 21 Februari 2015

sombong



sifat sombong, tak asing lagi di telinga kita dengan kata-kata itu..
perlu kita cermati apa sebenarnya sifat sombong itu, Dalam kamus bahasa Arab al-Munjid, sombong berasal dari kata bahasa Arab Takabbara, masdarnya adalah Takabbur yang artinya adalah sombong. Kata ini pun berkembang menjadi al-Kibriyaa’, al-kibr yang berarti kesombongan, dan memiliki kesamaan arti dengan Istakbara yang masdarnya adalah Istikbar. Namun makna lebih jauhnya lagi, kata al-Kibr berarti sifat sombong itu sendiri, Takabbur berarti tindakan yang sombong, sedangkan Istikbar adalah tindakan sombong yang sudah meminta keterlibatan orang lain untuk ikut bersikap sombong.
yang pertama kali sombong adalah sang terkutuk IBLIS, dia merasa lebih dari yang lainnya, disaat disuruh sujud pada Nabi Adam dia menolak dan merasa dirinya lebih mulia karena telah banyak melakukan ibadah kepada ALLAH. apakah pantas kita menilai ibadah kita sudah terbaik...?
Hakikat sombong, menurut Imam Ghazali, adalah apabila seseorang memandang dirinya lebih unggul daripada orang lain dalam segi kesempurnaan sifat. Dan sesungguhnya sifat ini menyebabkan kehinaan dan kegoyahan akidah.
tidaklah pantas kita itu sombong, kalupun kita sombong dengan ilmu, ketahuilah bisa saja kepala kita terbentur lalu tidak ingat apa-apa lagi dan ketahulah ilmu itu dari ALLAH sebenarnya kita tidaklah mengetahui apa-apa...
yang sombong dengan tubuhnya, ketahuilah kucing itu lebih bagus dari kita, kucing itu tidak mandi berhari-hari tapi masih ada yang senang menggendongnya, tapi kalu kita 4hari tidak mandi masih adakah yang mau mendekat.....?
kalaulah kita sombong dengan pangkat ketahulah pangkat itu bisa saja di copot kapan saja...
sabda Rasulullah s.a.w., “… kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud r.a.)
dari hadist di atas menurut para ulama adalah sebab dari sifat sombong,sombong itu bermacam-macam sebabnya, namun inti dari kesombongan disaat dia menemukan kebenaran dia menolaknya, dan dengan manusia merendahkan.
Imam Ghazali menyebutkan bahwa penyebab utama dari penyakit hati ini terdiri dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebab pada orang yang menyombongkan diri, yakni Ujub, kemudian menyangkut orang yang disombongkan, yakni dendam dan dengki, dan yang berkaitan dengan yang lain dari keduanya, yakni riya’. Singkatnya, sebab-sebab sombong itu ada empat, yaitu ujub, dendam, dengki dan riya’. Namun al-Ghazali pun mengklasifikasikan bahwa sumber-sumber kesombongan itu ada 4 macam, diantaranya adalah sebagai berikut:
Mengerti, dalam arti banyak orang-orang yang alim yang mengerti banyak hal, akan tetapi ia tak luput dari kesombongan. Karena ilmu merupakan keutamaan paling tinggi di sisi Allah, maka tak sedikit orang yang berilmu melihat dirinya lebih unggul daripada orang lain. Rasulullah Saw. Bersabda: “ Bahaya mengerti adalah sombong.” Hadis lain mengatakan, “ Janganlah kalian termasuk orang-orang alim yang sombong, sebab ilmumu tidak sebanding dengan kebodohanmu.” Orang alim yang sombong memiliki karakter yang menganggap dirinya di sisi Allah lebih hebat daripada orang lain, atau menganggap bahwa hak-haknya merupakan kewajiban orang lain, bahkan merasa heran jika orang-orang tidak tunduk kepadanya.
Wara’ (Waspada) dan Ibadah, bahwa sesungguhnya ahli ibadah pun tidak kedap dari takabur. Dengan ketekunan mereka dalam menjalankan ibadah, orang-orang ini mennganggap bahwa diri mereka seolah lebih hebat dan utama daripada Nabi, dan barangsiapa yang telah berani menyakitinya maka akan dianggap lebih hina daripada orang-orang kafir.
Sombong karena faktor keturunan. Orang yang menyombongkan asal- usul keturunannya akan semakin sombong dengan perlakuan khusus dari orang lain.
Sombong yang disebabkan oleh harta dan pengikut. Sesungguhnya takabur semacam ini adalah merupakan ketersimpangan dari jati diri. Mereka berbangga akan banyaknya harta yang mereka miliki, atau dengan rupa wajah mereka yang cantik maupun tampan.
Imam Ghazali menjelaskan bahwa, jika kesombongan itu ditujukan kepada Allah untuk tidak tunduk pada perintah-Nya, maka itu adalah benar-benar kekufuran. Jika kesombongan itu ditujukan kepada para rasul untuk tidak patuh kepada mereka karena mereka adalah manusia seperti dirinya, maka itu pun benar-benar kekufuran. Dan jika kesombongan itu ditujukan kepada manusia dan menyeru mereka untuk berkhidmat kepada dirinya serta tunduk kepadanya, maka itu pun merupakan pengingkaran terhadap Allah, karena tidak sepatutnya ia memerintahkan orang lain taat kepadanya. Jadi jika ia berbuat baik, berilmu dan beramal, lalu menyombongkannya kepada manusia, maka ia telah menghilangkan pahalanya, dan hampir pahalanya itu menjadi sia-sia.
dan Imam Ghozali mengajari cara mawas diri agar tidak terjebak dalam sikap merasa lebih baik. Ketika kita melihat seseorang yang belum dewasa, kita bisa berkata dalam hati: “Anak ini belum pernah berbuat maksiat, sedangkan aku tak terbilang dosa yang telah kulakukan, maka jelas anak ini lebih baik dariku.” Ketika kita melihat orang tua, “Orang ini telah beramal banyak sebelum aku berbuat apa-apa, maka sudah semestinya ia lebih baik dariku.”
semoga yang menulis dan yang membaca menjadi lebih baik...
aamiin....

Jumat, 06 Februari 2015

HAQQUL YAQIN



pertama yang ingin kami hadirkan sebagai renungan untuk kita semua, sebenarnya apa tujuan kita diciptakan oleh ALLAH SWT?
 yang pesti semua yang di ciptakan ALLAH SWT tidak ada yang di ciptakan sia-sia atau tanpa tujuan.
kami hadirkan firman-Nya:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
yang artinya : "tidaklah Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku"
(QS. adz-Dzariyat: 56)
dari arti diatas sangatlah jelas bahwa tujuan penciptaan kita semua untuk mengabdi kepada-Nya, lantas mengapa kita sering lupa dan dilalaikan dengan kenikmatan dunia yang sering bertentangan dengan alur agama? jawabannya tidak lain karena kita terlalu mencintai dunia, padahal kehidupan dunia ini tidaklah selamanya...banyak diantara kita terlalu dilalaikan oleh kehidupan dunia yang serba menipu ini, memang tidak ada larangan untuk mencari dunia tapi kalau hanya dunia yang dicari alangkah ruginya kita, sebagai mana firman-Nya:

وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ 
إِلَيۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ:

yang artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS.Al-Qashash:77)
  sungguh kehidupan di dunnia ini sebagai ladang untuk negri akhirat kelak, banyak diantara kita percaya tapi kurang yakin kalau kehidupan di dunia ini sudah di atur oleh ALLAH, baik itu rezeki, jodoh, musibah, maut, dan yang lainya itu sudah di atur, bahkan dalam urusan rezeki, walaupun kita berusaha sekuat kemampuan kita kalau tidak di izinkan ALLAH maka tak akan ada hasil yang akan kita dapatkan, dan jadikan ikhtiar itu sebagai ibadah bukan keharusan untuk suatu hasil, sekali lagi kami tulis ikhtiar itu bukanlah kita pasti berhasil, semua tidak lepas dari izin ALLAH SWT, sebagaimana firmannya:
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٞ وَلَا نَوۡمٞۚ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٖ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَ‍ُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ

yang artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur, Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” 
(QS.al-Baqarah: 255)
  banyak ayat yang menjelaskan tentang semua yang terjadai di muka bumi ini sudah di atur oleh-Nya, hanya saja kita kurang yakin dengan semua itu padahal sudah sangat jelas dan pada awal-awal pada AL-Quran:
ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ
yang artinya: "Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan pada nya dan petunjuk bagi orang yang bertakwa." (QS. Al-baqarah:2)

demikianlah semoga yang menulis dan yang membaca mampu lebih mendekatkan diri kepada ALLAH SWT..

Selasa, 03 Februari 2015

lima perkara penghalang kesalehan



sahabat Ali karramallahu wajhah pernah berkata "seandainya tidak ada lima keburukan di dunia ini tentunya manusia menjadi saleh semua.
  kelima keburukan itu adalah 
1. merasa senang dengan kebodohan
2. tamak dengan dunia
3. bakhil dengan kelebihan harta
4. beramal disertai riya'
5. selalu bangga diri di atas yang lainnya

      sering kali kita selalu memberi alasan untuk tidak menuntut ilmu.
kalaupun kita masih muda memberi alasan "ahh... nanti saja kalau sudah tua" kalaupun sudah tua tentu alasannya "ahh... sudah susah otak ini untuk belajar" "ahh.. saya tidak punya banyak waktu" dan banyak alasan yang lain, padahal jelas pentingnya menuntut ilmu sebagaimana sabda rosullulah
"carilah ilmu dari buayan sampai liang lahat"(HR.Muslim)
"mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat" (HR.IBNU ABDIL BARR)
"barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan ALLAH hingga ia pulang" (HR.Tirmidzi)
"barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, niscaya ALLAH memudahkan ke jalan menuju surga" (HR.Tirmidzi)
   dan banyak lagi hadist-hadist tentang pentingnya menuntut ilmu.
   sebagaimana banyak terjadi pada muslim saat ini setiap harinya selalu disibukan oleh urusan dunia sehingga tidak ada waktu lagi untuk sebentar saja mencari ilmu, memang itu tak salah mencari dunia tapi alangkah ruginya kita kalau tanpa memiliki ilmu agama..
teringat satu kalimat yang menjadi panutan "kejarlah akhiratmu maka duniamu akan ikut, tapi kalu kamu kejar hanyalah duniamu maka kemungkinan dunia tak dapat dan akhiratmu menjauh"
 bahkan dunia ini bukanlah tempat tujuan, tujuan yang sebenarnya adalah kehidupan setelahnya.
alangkah baiknya dunia ini sebagai investasi kita untuk meraih ridho ALLAH
sebagaimana firman ALLAH Ta’ala,“Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)
  banyak penjelasan kerugian kalau beramal dengan pengen di puji manusia, hal ini terkadang muncul dalam sebagian amal. Seseorang beramal karena Allah dan juga diniatkan untuk selain Allah. bahkan rasullulah bersabda “Syirik yang tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, ia perindah shalatnya itu karena mengetahui ada orang lain yang melihatnya.” (HR. Ahmad)
Motivasi seseorang dalam amal ibadahnya, yang semestinya untuk akhirat malah untuk kepentingan duniawi,termasuk pekerjaan itu sia-sia tidak diterima oleh Allah. Manusia Muslim disebut sebagai hamba dinar, hamba dirham, hamba khamishah dan khamilah, jika menjadikan kesenangan duniawi sebagai tujuan.
  dan yang terakhir merasakan kelebihan pada dirinya tanpa melihat siapa yang memberikan kelebihan itu. Ia adalah penyakit hati yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala, 
jika nampak atsar/pengaruhnya kepada lahiriah seseorang seperti sombong dalam berjalan, merendahkan manusia, menolak kebenaran dsb. maka yang nampak ini disebut dengan kibr atau khuyala’ (kesombongan). Dan memang sebab munculnya kesombongan adalah karena adanya ujub di hati. Ujub adalah salah satu penyakit hati di samping hasad (dengki), kibr (sombong), sebagai mana firman ALLAH 
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
   serta sabda rasulullah 'Tidaklah masuk surga barang siapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan yang sebesar biji dzarah sekalipun".(HR.Muslim dan Timidzi)
Imam Syafi’i berkata :“Baransgsiapa yang mengangkat-angkat diri secara berlebihan, niscaya Allah akan menjatuhkan martabatnya”
Orang yang terkena penyakit ujub akan memandang remeh dosa-dosa yang dilakukannya dan menganggapnya bagai angin lalu.
 adapun dampak yang di akibatkan dari ujub 
1. Merasa dirinya suci
2. Sulit menerima nasihat
3. Senang mendengarkan cacat-cacat orang lain terutama rekannya sendiri
4. Bersikap angkuh ketika berjalan seperti mendongkakan kepala atau memalingkan muka dan lain sebagainya.
    
semoga dengan tulisan singkat ini bermanfaat untuk kita semua...