Senin, 30 Juni 2014

keistimewaan tarawih




Nah ada artikel yang bersumber langsung Dari Ali bin Abi Thalib ra,Shalat tarawih atau shalat malam memiliki keutamaan dan keistimewaaan sebagai salah satu ibadah di bulan suci Ramadhan. Apa saja keutamaan shalat tarawih itu?

Supaya lebih semangat shalatnya lebih baik di baca yah !!!


Dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata: Nabi SAW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda:
  1. Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
  2. Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
  3. Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah 'Arsy: "Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat."
  4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
  5. Pada malam kelima, Allah Ta'ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.
  6. Pada malam keenam, Allah Ta'ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
  7. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir'aun dan Haman.
  8. Pada malam kedelapan, Allah Ta'ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin as
  9. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta'ala sebagaimana ibadatnya Nabi saw.
  10. Pada Malam kesepuluh, Allah Ta'ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
  11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
  12. Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
  13. Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
  14. Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
  15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
  16. Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
  17. Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
  18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, "Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu."
  19. Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
  20. Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
  21. Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.
  22. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
  23. Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.
  24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
  25. Pada malam kedua puluh lima , Allah Ta'ala menghapuskan darinya azab kubur.
  26. Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
  27. Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
  28. Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
  29. Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
  30. Dan pada malam ketiga puluh, Allah ber firman : "Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku."
Demikianlah, keutamaan shalat tarawih yang disebutkan oleh Rasulullah SAW. 
Semoga bermanfaat !!
Semoga semakin Lancar shalatnya dan puasanya tidak ada yang bolong !!

Senin, 23 Juni 2014

amalan sebelum tidur



Sebelum kita terlelap dari tidur, Yuuk kita Lazimkan diri untuk berwudhu dan membaca Doa mau tidur terlebih dahulu dan jangan lupa juga untuk membaca Ayat Kursi agar Allah mewakilkan 2 malaikatnya untuk menjaga kita sampai shubuh dan lalu kita laksanakan Anjuran Rasullallah SAW kepada Aisyah dan untuk kita jadikan Amalan rutinitas tidur saban malam hingga Istiqomah sampai Akhir hayat kita, InsyaAllah...
SEBELUM tidur, Rasulullah SAW berpesan kepada Aisyah RA : "Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, iaitu :
1. Sebelum khatam Al Qur'an
2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di hari akhir
3. Sebelum memperoleh rasa ridha dari kaum muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminat, supaya kamu disenangi oleh mereka, dan supaya kamu juga ridha kepada mereka, bacalah istighfar bagi dirimu, orang tuamu, dan seluruh kaum muslim.”
4. Sebelum kau laksanakan haji dan umrah
Bertanya Aisyah : "Ya Rasulullah.. Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika? Rasul tersenyum dan bersabda :
1) Jika engkau tidur bacalah : Al-Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur'an.
" Bismillaahir rohmaanir rohiim, Qulhuallahu ahad' Allahushshomad' lam yalid' walam yuulad' walam yakul lahuu kufuwan ahad' (3x)
2) Membaca shalawat untuk ku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa'at di hari kiamat.
Bismillaahir rohmaanir rohiim, “Allahumma shalli ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama shalayta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrâhim wa ‘ala ali Ibrâhim fil ‘alamina innaka hamidun majîd.”
3) Beristighfarlah untuk para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminat maka mereka akan meredhai kamu.
Dalam hadis itu tidak dicontohkan istighfar macam apa yang harus kita baca. Tapi ada satu istighfar yang telah dicontohkan oleh orang tua-orang tua kita di kampung. Biasanya setelah salat maghrib, mereka membaca:
Bismillahir rahmanir rahiim "Astaghfirullahal adzhiim li wa li walidayya wa li ashabil huquqi wajibati ‘alayya wal masyaikhina wal ikhwanina wa li jami’il muslimina wal muslimat wal mukminina wal mukminat, al ahyaiminhum wal amwat"
Artinya: "Ya Allah, aku mohonkan ampunan pada-Mu bagi diriku dan kedua orang tuaku, bagi semua keluarga yang menjadi kewajiban bagiku untuk mengurus mereka. Ampuni juga guru-guru kami, saudara-saudara kami, muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.”
Apabila kita amalkan istighfar itu sebelum tidur, paling tidak kita telah meminta ampun untuk orang tua kita. Istighfar kita, insya Allah, akan membuat orang tua kita di alam Barzah senang kepada kita. Istighfar itu pun akan menghibur mereka dalam perjalanan mereka di alam Barzah. Manfaat paling besar dari membaca istighfar adalah menentramkan tidur kita.
4) Perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan - akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Bismillaahir rohmaanir rohiim, ”Subhanallahi Walhamdulillaahi walaailaaha Illallahu wallahu akbar” (tanpa batas sampai terlelap tidur).
(HR. BUKHARI DAN MUSLIM)
Mari Syiarkan untuk kaum muslimin dan muslimah lainnya, semoga menjadi ilmu yang Bermanfaat dan pahala yg mengalir tanpa batas...
Rasulullah saw bersabda ”Barang siapa yang mengajarkan tentang kebaikan maka ia mendapatkan pahala kebaikan sama seperti orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang tsb (Al-Hadist).
Ilmu yang bermanfaat bukan hanya dibaca dan didapatkan serta di pahami aja tetapi ilmu itu akan lebih menjadi ilmu yang bermanfaat jika diamalkan, sami'na wa 'atoqna (kudengar kulaksanakan).

Sabtu, 21 Juni 2014

keutamaan basmalah



1. Khasiat Basmalah yang Pertama Basmalah sebagai pembukaan Al-Quran. Allah ta’ala membuka kitab-Nya yang paling angung, yaitu Al-Quran dengan lafadz basmalah. Demikian pula, semua surat dalam Al-Quran diawali dengan basmalah, kecuali surat At-Taubah. 

2. Khasiat Basmalah yang Kedua Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengawali surat yang beliau kirim ke raja- raja, untuk mengajak mereka masuk islam, dengan lafadz basmalah. Seperti surat yang beliau kirim ke raja heraklius. 

3. Khasiat Basmalah yang Ketiga Basmalah merupakan isi surat yang dikirim oleh Nabi Sulaiman ‘alaihis shalatu was salam kepada Ratu Saba’ yang ketika itu masih menyembah matahari. Allah berfirman, menceraitakan kisah mereka. ٌﺏﺎَﺘِﻛ َّﻲَﻟِﺇ َﻲِﻘْﻟُﺃ ﻲِّﻧِﺇ ُﺄَﻠَﻤْﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺎَﻳ ْﺖَﻟﺎَﻗ ٌﻢﻳِﺮَﻛ ) ِﻢْﺴِﺑ ُﻪَّﻧِﺇَﻭ َﻥﺎَﻤْﻴَﻠُﺳ ْﻦِﻣ ُﻪَّﻧِﺇ ( ِﻢﻴِﺣَّﺮﻟﺍ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ ِﻪَّﻠﻟﺍ ) َّﻲَﻠَﻋ ﺍﻮُﻠْﻌَﺗ ﺎَّﻟَﺃ ( َﻦﻴِﻤِﻠْﺴُﻣ ﻲِﻧﻮُﺗْﺃَﻭ “Sang ratu berkata: Wahai para menteri, saya mendapatkan sepucuk surat yang mulia ( ) Surat itu dari Sulaiman, isinya: Bismillahir rahmanir rahiim ( ) Janganlah kalian bersikap sombong di hadapanku dan datanglah kepadaku dengan tunduk. 
(QS. An-Naml: 29 – 31). 
Tujuan utama Nabi Sulaiman mengirim surat ini adalah untuk mengajak mereka masuk islam dan meninggalkan kekufurannya. 
Mengingat pentingnya tujuan ini, Nabi Sulaiman mengawalinya dengan basmalah. 

4. Khasiat Basmalah yang Keempat Bacaan basmalah menjadi pemula untuk berbagai bentuk ibadah, seperti wudhu, atau mandi dan tayamum, menurut pendapat sebagian ulama. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻢْﺳﺍ ِﺮُﻛْﺬَﻳ ْﻢَﻟ ْﻦَﻤِﻟ َﺀﻮُﺿُﻭ ﺎَﻟ ﻪْﻴَﻠَﻋ “Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah (membaca basmalah).” (HR. Abu Daud 101). 
Hadis ini berbicara tentang wudhu, namun ulama mengqiyaskannya untuk mandi dan tayamum, karena semuanya adalah kegiatan bersuci. 

5. Khasiat Basmalah yang Kelima Perlindungan dari setan ketika makan. Orang yang makan atau minum dengan didahului membaca basmalah sebelumnya maka setan tidak 
mampu untuk turut memakannya. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻢْﺳﺍ ِﺮُﻛْﺬَﻴْﻠَﻓ ْﻢُﻛُﺪَﺣَﺃ َﻞَﻛَﺃ ﺍَﺫِﺇ ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻢْﺳﺍ َﺮُﻛْﺬَﻳ ْﻥَﺃ َﻰِﺴَﻧ ْﻥِﺈَﻓ ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ ُﻪَﻟَّﻭَﺃ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻢْﺴِﺑ ْﻞُﻘَﻴْﻠَﻓ ِﻪِﻟَّﻭَﺃ ﻰِﻓ ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ ُﻩَﺮِﺧﺁَﻭ “Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)” 
(HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi). Dari hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. ْﻢَﻟ ﻯِﺬَّﻟﺍ َﻡﺎَﻌَّﻄﻟﺍ ُّﻞِﺤَﺘْﺴَﻴَﻟ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ َّﻥِﺇ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ِﻪَّﻠﻟﺍ ُﻢْﺳﺍ ِﺮَﻛْﺬُﻳ Sesungguhnya setan dibolehkan makan makanan yang tidak dibacakan nama Allah ketika hendak dimakan. (HR. Abu Daud no. 3766). 

6. Khasiat Basmalah yang Keenam Penjagaan dari gangguan setan ketika berhubungan badan. Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ُﻪَﻠْﻫَﺃ َﻰِﺗْﺄَﻳ ْﻥَﺃ َﺩﺍَﺭَﺃ ﺍَﺫِﺇ ْﻢُﻛَﺪَﺣَﺃ َّﻥَﺃ ْﻮَﻟ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ ﺎَﻨْﺒِّﻨَﺟ َّﻢُﻬَّﻠﻟﺍ ،ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻢْﺳﺎِﺑ“ :َﻝﺎَﻗ ْﻥِﺇ ُﻪَّﻧِﺈَﻓ ،“ﺎَﻨَﺘْﻗَﺯَﺭ ﺎَﻣ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ ِﺐِّﻨَﺟَﻭ ُﻩَّﺮُﻀَﻳ ْﻢَﻟ َﻚِﻟَﺫ ﻰِﻓ ٌﺪَﻟَﻭ ﺎَﻤُﻬَﻨْﻴَﺑ ْﺭَّﺪَﻘُﻳ ﺍًﺪَﺑَﺃ ٌﻥﺎَﻄْﻴَﺷ “Jika salah seorang dari kalian 
(suami) ketika ingin menggauli istrinya, dan dia membaca doa: ‘Dengan (menyebut) nama Allah, … dst’, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari no.141 dan Muslim no.1434) 

7. Khasiat Basmalah yang Ketujuh Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia. Seperti yang sering kita bahas, kita tidak bisa melihat jin, namun jin bisa melihat kita dalam semua keadaan. Tidak segan- segan, jin yang kurang bertanggung jawab, juga akan melihat kita dalam posisi ketika tidak berbusana. Untuk menanggulangi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar ketika buka pakaian, kita tidak lupa membaca basmalah. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ﻲِﻨَﺑ ِﺕﺍَﺭْﻮَﻋَﻭ ِّﻦِﺠﻟﺍ ِﻦُﻴْﻋَﺃ َﻦْﻴَﺑ ﺎَﻣ ُﺮْﺘَﺳ ْﻥَﺃ ،َﺀﺎَﻠَﺨﻟﺍ ُﻢُﻫُﺪَﺣَﺃ َﻞَﺧَﺩ ﺍَﺫِﺇ :َﻡَﺩﺁ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻢْﺴِﺑ :َﻝﻮُﻘَﻳ “Penghalang antara mata jin dengan aurat bani Adam, apabila kalian masuk kamar kecil, ucapkanlah bismillah.” (HR. Turmudzi 606). 

8. Khasiat Basmalah yang Kedelapan Penghalang setan untuk membuka tempat barang berharga. Beberapa harta berharga yang kita simpan di malam hari, juga akan menjadi incaran setan. Dia berusaha mengganggu kita dengan mengotori makanan atau mengambil barang berharga itu. Untuk mengatasi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan umatnya agar ketika menutup semua makanan dengan membaca basmalah. 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺍﻮُﻘِﻠْﻏَﺃَﻭ ،َﺀﺎَﻘِّﺴﻟﺍ ﺍﻮُﻛْﻭَﺃَﻭ ،َﺀﺎَﻧِﺈْﻟﺍ ﺍﻮُّﻄَﻏ َﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ ﻥﺈﻓ ،َﺝﺍَﺮِّﺴﻟﺍ ﺍﺆﻔﻃﺃﻭ ،َﺏﺎَﺒْﻟﺍ ُﻒِﺸْﻜَﻳ ﻻﻭ ،ﺎًﺑﺎَﺑ ُﺢَﺘْﻔَﻳ ﻻﻭ ،ًﺀﺎَﻘِﺳ ُّﻞُﺤَﻳ ﺎَﻟ ْﻥَﺃ ﻻﺇ ﻢﻛﺪﺣﺃ ْﺪِﺠَﻳ ﻢﻟ ْﻥِﺈَﻓ ،ًﺀﺎَﻧِﺇ َﻢْﺳﺍ َﺮُﻛْﺬَﻳَﻭ ﺍًﺩﻮُﻋ ِﻪِﺋﺎَﻧِﺇ ﻰﻠﻋ َﺽُﺮْﻌَﻳ ْﻞَﻌْﻔَﻴْﻠَﻓ ،ِﻪَّﻠﻟﺍ “Tutuplah bejana, ikatlah geribah (tempat menyimpan air yang terbuat dari kulit), tutuplah pintu, matikanlah lentera (lampu api), karena sesungguhnya setan tidak mampu membuka geribah yang terikat, tidak dapat membuka pintu, dan tidak juga dapat menyingkap bejanan yang tertutup. Bila engkau tidak mendapatkan tutup kecuali hanya dengan melintangkan di atas bejananya sebatang ranting, dan menyebut nama Allah, hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim). 

9. Khasiat Basmalah yang Kesembilan Menghalangi setan menginap di dalam rumah. Bacaan basmalah diucapkan ketika masuk rumah, bisa menjadi penghalang bagi setan untuk ikut memasukinya atau menginap di dalamnya. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ﺍَﺫِﺇ َﻞَﺧَﺩ ُﻞُﺟَّﺮﻟﺍ ،ُﻪَﺘْﻴَﺑ َﺮَﻛَﺬَﻓ َﻪﻠﻟﺍ َﺪْﻨِﻋ ِﻪِﻟﻮُﺧُﺩ ﺎَﻟ :ُﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ َﻝﺎَﻗ ،ِﻪِﻣﺎَﻌَﻃ َﺪْﻨِﻋَﻭ َﺖﻴِﺒَﻣ ،ْﻢُﻜَﻟ ﺎَﻟَﻭ ،َﺀﺎَﺸَﻋ ﺍَﺫِﺇَﻭ ،َﻞَﺧَﺩ ْﻢَﻠَﻓ ِﺮُﻛْﺬَﻳ َﻪﻠﻟﺍ َﺪْﻨِﻋ ،ِﻪِﻟﻮُﺧُﺩ َﻝﺎَﻗ :ُﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ ُﻢُﺘْﻛَﺭْﺩَﺃ ،َﺖﻴِﺒَﻤْﻟﺍ ﺍَﺫِﺇَﻭ ْﻢَﻟ ِﺮُﻛْﺬَﻳ َﻪﻠﻟﺍ َﺪْﻨِﻋ 
َﺀﺎَﺸَﻌْﻟﺍَﻭ َﺖﻴِﺒَﻤْﻟﺍ ُﻢُﺘْﻛَﺭْﺩَﺃ :َﻝﺎَﻗ ،ِﻪِﻣﺎَﻌَﻃ “Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama Allah ketika masuk dan 
ketika makan, maka setan akan berteriak: ‘Tidak ada tempat menginap bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Namun jika dia tidak mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’ dan jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan mengundang temannya, ‘Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam’.” (HR. Muslim). 

10. Khasiat Basmalah yang Kesepuluh Menjadi syarat halalnya hewan sembelihan. Diantara keberkahan basmalah, orang yang menyembelih binatang dengan menyebut basmalah, hewan sembelihannya bisa menjadi halal. Sebaliknya, orang yang menyembelih binatang tanpa mengucapkan basmalah, baik disengaja maupun lupa, sembelihannya batal, dan hewan itu tidak boleh dimakan. Allah berfirman. ﺎَﻟَﻭ ﺍﻮُﻠُﻛْﺄَﺗ ﺎَّﻤِﻣ ْﻢَﻟ ِﺮَﻛْﺬُﻳ ُﻢْﺳﺍ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ 
ٌﻖْﺴِﻔَﻟ ُﻪَّﻧِﺇَﻭ “Janganlah kalian makan (hewan) yang tidak disebutkan nama Allah ketika menyembelihnya. Itu sesuatu yang fasik (tidak halal).” 
(QS. Al-An’am: 121). 
Allahu a’lam

Jumat, 20 Juni 2014

Abdullah bin Salam

“Siapa yang Ingin Melihat Seorang Ahli Surga, Silahkan Melihat
kepada Abdullah Bin Salam.”

Hushain bin Salam adalah seorang kepala pendeta Yahudi terkemuka di
Yatsrib. Penduduk Madinah, meski menganut agama yang berbeda, namun
mereka memuliakan dan menghormati Hushain. Sebab ia dikenal sebagai
orang yang bertaqwa dan sholih yang senantiasa bersikap istiqomah dan jujur.

Hushain menjalani hidupnya dengan begitu tenang dan damai, akan
tetapi kehidupan yang ia jalani amat berarti dan bermanfaat. Ia membagi
waktu hidupnya dalam tiga kegiatan:
Sebagian ia gunakan di gereja untuk memberikan nasehat kepada
ummat sekaligus beribadah. Sebagian lagi ia gunakan di kebun untuk
merawat pohon-pohon kurma. Dan sebagian lagi ia gunakan untuk
mempelajari ilmu agama yang ia dapatkan lewat kitab Taurat.

Setiap kali ia membaca Taurat ia termenung memikirkan berita yang
menyatakan akan munculnya seorang Nabi di Mekkah yang akan
melengkapi risalah para Nabi terdahulu sekaligus menjadi pemungkas
mereka.
Hushain lalu mencari-cari tanda dan ciri Nabi yang dinanti-nanti ini.
Dan ia semakin gembira saat ia mengetahui bahwa Nabi tersebut akan
berhijrah dari kampungnya menuju Yatsrib tempat tinggalnya yang baru.
Setiap kali ia membaca berita ini atau saat ia terbersit untuk mengingat
Nabi ini maka ia akan berdo’a kepada Allah Swt agar ia dikaruniai umur
panjang sehingga ia dapat menyaksikan kemunculan Nabi yang ditunggu-
tunggu ini dengan hati yang gembira dan ia akan menjadi orang pertama
yang akan beriman kepadanya.

Allah Swt mengabulkan do’a Hushain bin Salam sehingga Ia
memperpanjang usia Hushain hingga waktu dimana Nabi yang membawa
petunjuk dan kebenaran tersebut diutus.
  Ia juga diberi kesempatan oleh Allah Swt untuk dapat berjumpa dan
bersahabat dengan Nabi tersebut, dan beriman kepada kebenaran yang
diturunkan kepada Beliau.
Kita  akan  memberikan  kesempatan  kepada  Hushain  untuk
menceritakan keislamannya, sebab ia lebih pantas dan lebih mengetahui
akan hal ini.
Hushain bin Salam berkisah:
Begitu aku mendengar berita kemunculan Rasulullah Saw, aku
mencoba untuk mencari tahu tentang nama, nasab, sifat, waktu dan tempat
Beliau. Aku mencoba mencocokkan semua data tersebut dengan apa yang
telah tertuliskan dalam kitab suci kami sehingga aku merasa yakin akan
kenabian Beliau dan kebenaran dakwahnya. Dan aku mencoba untuk
merahasiakan hal ini dari kaum Yahudi dan aku berusaha untuk tidak
berbicara tentang Beliau.
Hingga pada hari Rasulullah Saw meninggalkan Mekkah dan menuju
Madinah.
Begitu Beliau tiba di Yatsrib dan singgah di Quba 152 , salah seorang
datang kepada kami untuk mengumumkan berita kedatangan Beliau. Saat
itu aku sedang berada di atas pohon kurma untuk mengerjakan tugasku
dan bibiku yang bernama Khalidah binti Al Harits sedang duduk di bawah
pohon. Begitu aku mendengar berita tersebut, maka aku langsung berseru:
Allahu Akbar… Allahu Akbar!
Maka bibiku berkata saat ia mendengar aku bertakbir: “Allah akan
menolakmu! Demi Allah, jika engkau mendengar berita bahwa Musa bin
Imran telah datang, pasti engkau tidak akan melakukan hal yang lebih dari
itu.”
Aku berkata kepadanya: “Wahai bibi, Demi Allah, dia adalah saudara
Musa bin Imran dan memiliki agama yang sama dengannya. Ia telah diutus
sebagai Nabi sama seperti Musa.”
Lalu bibiku terdiam sesaat dan ia pun bertanya: “Apakah dialah seorang
Nabi yang sering kali diceritakan bahwa dia akan diutus untuk
membenarkan Nabi-Nabi yang diutus sebelumnya dan sekaligus menjadi
pamungkas risalah Tuhannya?!”
Aku menjawab: “Benar!” Ia berkata: “Baiklah kalau begitu!”
Sesegera mungkin aku pergi untuk menjumpai Rasulullah Saw. Aku
dapati manusia sedang berdesakan di depan pintu rumah tempat Beliau
singgah. Aku lalu menyelinap di antara kerumunan orang sehingga aku
begitu dekat dengan Beliau.
Hal pertama yang aku dengar dari Beliau adalah sabdanya: “Wahai
manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, shalatlah pada malam hari dikala manusia tertidur, maka kalian akan masuk ke dalam surga dengan
selamat!”
Aku begitu memperhatikan Beliau dengan seksama, dan aku semakin
yakin bahwa wajah Beliau bukanlah tampang seorang pendusta.
Kemudian aku mendekat ke arahnya dan aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Kemudian Beliau menoleh ke arahku dan bertanya: “Siapa namamu?!”
Aku menjawab: “Al Hushain bin Salam!” Beliau bersabda: “Bukan, tapi
namamu sekarang adalah Abdullah bin Salam.” Aku pun berkata: “Benar,
Abdullah bin Salam… Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran,
aku tidak ingin mendapatkan nama lain setelah hari ini!”
Kemudian aku segera pamit kepada Rasulullah untuk kembali ke rumah
dan untuk mengajak istri, anak-anakku dan seluruh keluargaku untuk
masuk Islam. Mereka semuanya masuk ke dalam Islam, termasuk bibiku
yang bernama Khalidah padahal saat itu ia sudah amat tua. Kemudian aku
berkata kepada mereka: “Rahasiakan keislamanku dan kalian semua
kepada kaum Yahudi sehingga aku izinkan!” Mereka menjawab: “Baiklah!”
Kemudian aku kembali menemui Rasulullah Saw dan aku berkata
kepada Beliau: “Ya Rasulullah, kaum Yahudi adalah sebuah kaum yang
suka berbohong dan berdusta. Aku ingin sekali mengajak para pembesar
mereka untuk menghadapmu, kemudian Engkau menyembunyikan aku di
salah satu kamar rumahmu lalu tanyakanlah kepada mereka kedudukanku
di sisi mereka sebelum mereka mengetahui keislamanku. Lalu ajaklah
mereka untuk memeluk Islam! Jika mereka mengetahui bahwa aku telah
masuk Islam, pasti mereka akan mencercaku dan mereka akan
memfitnahku dengan kebohongan.”
Kemudian Rasulullah Saw memasukkan aku ke sebuah kamar di
rumahnya, lalu Beliau mengundang para pembesar Yahudi untuk bertemu
dengan Beliau dan Beliau pun meminta mereka untuk masuk Islam dan
beriman. Rasul pun tak lupa mengingatkan mereka tentang kabar
kedatangan Beliau dalam kitab-kitab suci Yahudi.
Maka serta-merta para pembesar Yahudi tadi berselisih pendapat
dengan Nabi dan mereka menolak kebenaran yang Beliau bawa. Aku
mendengarkan semua kejadian itu. Begitu Rasulullah Saw merasa putus asa
untuk mengajak mereka beriman, lalu Beliau bertanya kepada mereka:
“Apa kedudukan Hushain bin Salam di sisi kalian?” Mereka menjawab:
“Dia adalah pemimpin kami, anak pemimpin kami. Dia juga adalah orang
berilmu yang kami miliki dan anak dari orang berilmu yang kami miliki.”
Rasul bertanya: “Jika ia telah masuk Islam, apakah kalian akan masuk
Islam juga?!”
Mereka menjawab: “Allah akan melarangnya! Tidak mungkin ia akan
masuk Islam. Allah akan melindunginya agar ia tidak masuk Islam.”
  Lalu aku keluar untuk menemui mereka, dan aku berkata: “Wahai
bangsa Yahudi, bertaqwalah kalian kepada Allah dan terimalah apa yang
dibawa Muhammad kepada kalian! Demi Allah, sungguh kalian sudah
mengetahui bahwa dia adalah Rasulullah. Engkau sudah mendapati bahwa
nama dan sifatnya telah tertulis di Taurat. Aku bersaksi bahwa dia adalah
Rasulullah. Aku beriman, percaya dan mengenal Beliau.”
Mereka langsung berkata: “Engkau berdusta! Demi Allah, engkau
adalah orang jahat dan anak orang jahat. Engkau adalah orang bodoh dan
anak orang bodoh!” Mereka tidak berhenti untuk terus mencercaku.
Aku pun berkata kepada Rasulullah Saw: “Bukankah telah aku katakan
kepadamu bahwa Yahudi adalah kaum yang berdusta dan bathil. Mereka
adalah orang yang suka berkhianat dan berbuat dosa?”

Abdullah bin Salam menerima Islam bagai orang yang kehausan
mendapatkan minuman segar. Dia begitu cinta kepada Al Qur’an. Lisannya
tidak pernah lelah untuk membaca ayat-ayat Al Qur’an yang jelas. Ia begitu
dekat dengan Nabi Saw sehingga ia bagaikan bayangan Beliau yang selalu
menyertai.
Ia bernazar atas dirinya bahwa ia akan mengerjakan amalan untuk
mengejar surga sehingga Rasulullah Saw memberikan kabar gembira
kepadanya bahwa ia berhak masuk surga dan kabar ini tersebar ramai di
kalangan para sahabat.
Mengenai kabar gembira ini ada sebuah kisah yang akan disampaikan
oleh Qais bin Abbad dan lainnya.
Qais berkisah:
Aku sedang duduk pada sebuah halaqah ilmu (majlis ilmu) di masjid
Rasulullah Saw di Madinah.
Di dalam halaqah tersebut terdapat seorang tua yang begitu tenang.
Kemudian orang tua tersebut menyampaikan sebuah pembicaraan kepada
manusia yang hadir dengan begitu indah dan membekas.
Begitu ia bangun dari tempatnya maka orang-orang berkata: “Siapa
yang ingin melihat seorang penghuni surga maka lihatlah orang ini!”
Aku pun bertanya: “Siapakah dia?” Mereka menjawab: “Dialah
Abdullah bin Salam!”
Aku berkata dalam hati: “Demi Allah, aku akan mengikutinya!” Aku
pun mulai mengikutinya… Kemudian ia pergi sehingga hampir keluar dari
kota Madinah. Kemudian ia masuk ke dalam rumahnya… kemudian aku
pun meminta izin untuk masuk. Lalu ia mengizinkan aku.
Ia bertanya: “Apa yang engkau butuhkan, wahai keponakanku?” Aku
berkata kepadanya: “Aku mendengar orang-orang berbicara tentangmu –
saat kau keluar dari masjid-: “Siapa yang ingin melihat seorang ahli surga, maka lihatlah orang ini! Maka aku pun mengikutimu untuk mengetahui
kebenaran berita ini, dan agar aku mengetahui bagaimana orang-orang
bisa tahu bahwa engkau adalah ahli surga.”
Ia berkata: “Allah lebih mengetahui tentang ahli surga, wahai ananda!”
Aku berkata: “Benar, akan tetapi pasti ada sebab yang membuat mereka
berkata demikian.” Ia berkata: “Aku akan menceritakan kepadamu
mengenai penyebabnya.” Aku berkata: “Ceritakanlah! Semoga Allah akan
membalas kebaikanmu.”
Ia berkata: “Saat aku sedang tertidur di suatu malam pada masa
Rasulullah Saw, maka datanglah seseorang kepadaku dan berkata:
‘Bangunlah!’ aku pun langsung bangun. Ia kemudian menarik tanganku.
Kemudian aku berada di jalan di sebelah kiri dan aku hendak
menyusurinya. Kemudian ia berkata kepadaku: “Tidak usah kau jalan di
sebelah situ, sebab itu bukan untukmu!” Kemudian aku tersadar bahwa aku
sudah berada di sebelah kanan jalan yang begitu terang. Kemudian pria
tadi berkata: “Susurilah jalan ini!” Maka aku pun menyusurinya sehingga
aku tiba di sebuah taman yang rindang dan amat luas. Taman tersebut
begitu hijau dan sejuk dipandang.
Di tengah taman tersebut terdapat tiang yang terbuat dari besi. Akarnya
berada di bumi dan ujungnya berada di langit. Di bagian atas tiang tersebut
ada sebuah ikatan yang terbuat dari emas.
Kemudian pria tadi berkata: “Naiklah dan ambillah emas tersebut!” Aku
menjawab: “Aku tidak bisa melakukannya.”
Kemudian ia mengambilkan seorang pembantu untukku yang
menolongku untuk naik. Maka aku pun mulai memanjat sehingga aku tiba
di ujung tiang tersebut. Maka akupun mengambil ikatan emas tersebut
dengan tanganku. Aku terus bergantungan di tiang tersbeut hingga pagi.
Keesokan paginya aku menghadap Rasulullah Saw dan aku
menceritakan mimpiku kepada Beliau. Beliau lalu bersabda: “Jalanan yang
kau lihat dalam mimpi berada di sebelah kirimu, jalanan tersebut adalah
jalanan Ashabus Syimal (golongan kiri) dari penghuni neraka. Sedangkan
jalan yang kau lihat dalam mimpi berada di kananmu, maka jalan tersebut
adalah jalan Ashabul Yamin (golongan kanan) dari ahli surga.
Adapun taman yang rimbun dan rindang itu adalah Islam.
Tiang yang berada di tengahnya adalah tiang agama. Sedangkan ikatannya adalah Al
Urwah Al Wutsqa (Tali yang Kuat). Engkau senantiasa akan memegangnya
hingga engkau wafat!”

Untuk mengenal profil Abdullah bin Salam lebih jauh silahkan melihat:

1. Al Ishabah: 2/320 atau (Tarjamah) 4725
2. Tarikh Al Islam karya Al Dzahaby: 2/230-231
3. Al Isti’ab (dengan Hamisy Al Ishabah): 2/382
4. Al Jarh wa At Ta’dil: Jilid 2 bagian 2: 2/62-63

Nu’aim bin Mas’ud

“Nu’aim bin Mas’ud Adalah Orang yang Mengerti bahwa Perang
Adalah Tipu-Daya”


Nu’aim bin Mas’ud adalah seorang pemuda yang memiliki hati yang
hidup. Dia adalah pemuda yang cerdas, sering memberikan ide dan solusi.
Ia tidak pernah merasa terhalang, dan tidak pernah menyerah terhadap
segala problema.
Dia adalah seorang figur anak padang pasir dengan segala potensi yang
Allah berikan pada dirinya dengan ketepatan perkiraan dan dugaannya,
kecepatan intuisi dan kecerdikan yang luar biasa... Akan tetapi dia adalah
orang yang amat menyukai kesenangan yang sering kali ia katakan kepada
para kaum Yahudi di Yatsrib.
Maka setiap kali jiwanya rindu kepada suara penyanyi wanita dan
ingin mendengarkan dentingan alat musik, ia akan segera meninggalkan
kampungnya di Najd dan pergi menuju Madinah dimana ia dapat
menghamburkan uang dengan amat mudahnya kepada kaum Yahudi di
sana, agar ia mendapatkan kenikmatan yang lebih banyak lagi.
Dari sinilah, Nu’aim seringkali pulang-pergi ke Yatsrib, dan ia sudah
berkenalan akrab dengan para Yahudi di sana, apalagi dengan Bani
Quraidzah.
    Ketika Allah Swt memuliakan manusia dengan mengutus kepada
mereka seorang Rasul-Nya yang membawa agama petunjuk dan
kebenaran, sehingga seluruh daerah di Mekkah tersinari oleh cahaya Islam;
saat itu Nu’aim bin Mas’ud masih saja menjadi orang yang selalu
memuaskan hawa nafsunya.
Ia menolak agama yang baru ini dengan begitu kerasnya, karena ia
merasa khawatir bahwa agama tersebut dapat menghalanginya dari
kesenangan dan kenikmatan.
Kemudian ia mendapati dirinya telah bergabung dengan para musuh
Islam yang begitu keras, yang menyerang Islam dengan menghunuskan
pedang di wajahnya.
Akan tetapi Nu’aim bin Mas’ud telah membuka sebuah lembaran baru
dalam sejarah dakwah Islam bagi dirinya pada hari peperangan Al-Ahzab 146 . Dalam lembaran ini ia menuliskan sebuah kisah terbaik tentang
strategi dan tipu daya berperang.
Sebuah kisah yang masih terus dituliskan oleh sejarah karena
kekaguman terhadap tokoh kisah ini yang amat cerdas dan cerdik.
Untuk memahami kisah Nu’aim bin Mas’ud kita akan kembali ke
belakang sejenak.
Sesaat sebelum terjadinya perang Al Ahzab, ada sebuah kelompok
Yahudi dari Bani Nadhir dimana para pemuka dan pembesar mereka
membagi orang-orang dalam beberapa kelompok untuk memerangi
Rasulullah Saw dan menumpas agamanya.
Mereka datang menghadap suku Quraisy di Mekkah, dan menghasut
mereka untuk memerangi pasukan muslimin. Para Yahudi tersebut juga
berjanji kepada pihak Quraisy bahwa mereka akan bergabung begitu
bangsa Quraisy tiba di Madinah, dan para Yahudi tadi membuat perjanjian
kepada Quraisy yang tidak akan mereka ingkari.
Kemudian para Yahudi tadi meninggalkan bangsa Quraisy lalu
berangkat menuju Gathfan di Najd. Lagi-lagi para Yahudi menghasut
penduduk di sana untuk menentang Islam. Yahudi tersebut mengajak
mereka untuk memberantas agama baru Muhammad dari akar-akarnya.
Mereka menceritakan dengan sembunyi-sembunyi atas perjanjian yang
telah mereka buat dengan bangsa Quraisy. Yahudi tersebut juga melakukan
perjanjian yang sama dengan penduduk Gathfan, dan memberitahukan
mereka waktu yang tepat untuk menjalankan misi tersebut.
   Berangkatlah bangsa Quraisy dengan semua kekuatannya, dengan
pasukan berkendara dan pasukan yang berjalan kaki. Mereka berangkat di
bawah komando Abu Sufyan bin Harb dan menuju ke arah Madinah.
Bangsa Gathfan pun dari Najd berangkat dengan seluruh kekuatannya
di bawah komando Uyainah bin Hishn Al Gathfani 147 .
Salah seorang dari pasukan Gathfan adalah tokoh kisah ini yang
bernama Nu’aim bin Mas’ud.
   Begitu Rasulullah Saw mendengar kabar keberangkatan mereka, Beliau
langsung mengumpulkan para sahabatnya untuk memusyawarahkan
permasalahan ini. Kemudian mereka mengambil keputusan untuk
menggali parit di sekeliling Madinah untuk mencegah pasukan besar ini
yang tak mampu mereka hadapi.
Begitu kedua pasukan dari Mekkah dan Najd hampir tiba di
penghujung kota Madinah, para pemuka Yahudi dari Bani Nadhir
mendatangi para pemuka Yahudi Bani Quraizhah yang tinggal di Madinah.
Yahudi dari Bani Nadhir mengajak Yahudi Bani Quraizhah untuk turut
serta memerangi Muhammad Saw dan mengajak mereka untuk bergabung
dengan dua pasukan besar yang datang dari Mekkah dan Najd.
Maka berkatalah para pembesar Bani Quraizhah: “Kalian telah
mengajak kami untuk melakukan hal yang amat kami sukai. Akan tetapi
kalian sudah tahu bahwa di antara kami dan Muhammad terdapat sebuah
perjanjian yang tertulis bahwa kami tidak boleh menyerahkan dia dan
meninggalkan dia dan agar kami dapat tinggal di Madinah dengan aman
dan nyaman. Kalian sudah tahu bahwa tinta perjanjian kami dengannya,
sampai sekarang belum juga mengering.
Kami khawatir, jika Muhammad berhasil menang dalam peperangan
ini, maka ia akan menyiksa kami dengan amat kejamnya. Ia pasti akan
mengusir kami sebagai balas dari pengkhianatan yang kami lakukan
terhadapnya.”
Akan tetapi para pemuka Bani Nadhir ini masih saja terus membujuk
mereka untuk mengkhianati perjanjian terhadap Muhammad. Mereka juga
memastikan kepada Bani Quraizhah bahwa kemenangan kali ini pasti akan
diraih oleh pihak mereka, dan itu tidak akan meleset.
Mereka semakin menambahkan keyakinan Bani Quraizhah bahwa dua
pasukan yang besar sudah tiba di Madinah.
Maka segeralah Bani Quraizhah turut dengan bujukan tersebut dan
membatalkan perjanjian mereka dengan Rasulullah Saw. Mereka lalu
merobek  naskah  perjanjian  mereka  dengan  Muhammad,  dan
mengumumkan bahwa mereka akan bergabung dengan pasukan lain
untuk memerangi Beliau.
Maka sampailah berita ini ke telinga kaum muslimin bagai kilat
menyambar.
Pasukan Ahzab (Barisan musuh yang terdiri dari banyak kelompok)
mengepung Madinah. Mereka mengembargo pasokan pangan bagi
penduduk Madinah. Maka kaum muslimin menjadi amat menderita.
   Rasulullah Saw merasa bahwa Beliau berada di antara dua cengkraman
musuh.
Sebab pasukan Quraisy dan Gathfan sedang berkemah di depan
pasukan muslimin dan berada di luar Madinah.
Sedangkan Bani Quraizhah selalu mengintai dan berjaga-jaga dari
dalam Madinah.
Kemudian ada beberapa orang munafik dan mereka yang memiliki
penyakit dalam hatinya mulai menampakkan bentuk asli diri mereka
dengan berkata: “Dulu Muhammad menjanjikan kami harta kekayaan
Kisra dan Kaisar. Nah, sekarang tidak ada seorang pun dari kami yang
merasa aman untuk buang air ke kamar kecil!!”
Lalu sedikit demi sedikit mereka mulai meninggalkan Nabi Saw dengan
dalih bahwa mereka khawatir atas keselamatan istri, anak-anak dan rumah
mereka dari serangan yang dapat dilancarkan oleh Bani Quraizhah jika
perang sudah dimulai. Sehingga tidak ada yang tersisa bersama
Muhammad Saw selain hanya ratusan orang dari para mukmin sejati.
Pada suatu malam pada masa embargo tersebut yang berlangsung
hampir 20 hari, Rasulullah Saw menghadap Tuhannya dan ia berdo’a
dengan selalu mengulang do’anya: “Ya Allah, aku meminta janji-Mu... Ya
Allah, aku menagih janji-Mu!”

Nu’aim bin Mas’ud pada malam itu sedang resah di atas
pembaringannya seolah kelopak kedua matanya sedang tercucuk duri. Lalu
ia membuka matanya dan melihat ke arah bintang yang ada di langit. Ia
berfikir lama. Tiba-tiba ia mendapati hatinya berkata: “Celaka engkau, ya
Nu’aim!! Apa yang membuat kamu datang dari negeri Najd yang jauh
sehingga engkau mau memerangi orang ini dan para pengikutnya?!!
Engkau tidak memeranginya karena hendak menolong orang yang telah
dirampas haknya, atau menolong orang yang harga dirinya telah
dilecehkan. Akan tetapi engkau datang untuk memeranginya tanpa sebab
yang jelas. Apakah pantas seorang yang cerdas sepertimu untuk berperang
sehingga membunuh atau terbunuh tanpa sebab yang jelas?!! Celaka kamu,
ya Nu’aim!!
Apa yang membuatmu menghunuskan pedang dihadapan wajah orang
yang shalih ini yang memerintahkan para pengikutnya untuk berlaku adil,
baik dan membantu kaum kerabat?!!
Apa yang membuatmu akan membasahi tombakmu dengan darah para
sahabatnya yang selalu mengikuti wahyu petunjuk dan kebenaran yang
dibawa Muhammad kepada mereka?!!”
Pembicaraan yang sengit ini tidak berakhir melainkan dengan sebuah
keputusan bulat yang kemudian membuat Nu’aim bangkit dan langsung
melaksanakannya.
   Nu’aim bin Mas’ud dengan sembunyi meninggalkan kamp kaumnya di
bawah kegelapan malam. Ia berangkat untuk menjumpai Rasulullah Saw.
Begitu Nabi Saw melihatnya sedang menyamar dan berdiri
dihadapanya, maka Nabi langsung bertanya: “Apakah engkau Nu’aim bin
Mas’ud?” Ia menjawab: “Benar, ya Rasulullah!”
Rasul bertanya: “Apa yang membuatmu datang kemari pada saat seperti
ini?!” Ia berkata: “Aku datang untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan bahwa engkau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, dan bahwa
apa yang engkau bawa adalah benar.”
Kemudian ia menambahkan: “Aku telah masuk Islam, ya Rasulullah.
Kaumku tidak tahu akan keislamanku. Perintahkanlah apa saja kepadaku!”
Rasul Saw bersabda: “Bagi kami engkau hanyalah seorang saja. Pergi dan
temuilah kaum mu. Lemahkanlah semangat dan kekuatan musuh kami jika
engkau mampu. Sebab perang ini adalah tipu daya.”
Maka ia menjawab: “Baik, ya Rasulullah! Engkau akan melihat hasil
yang dapat membuatmu puas, Insya Allah.”

Nu’aim bin Mas’ud langsung berangkat menemui Bani Quraizhah.
Nu’aim bagi mereka adalah seorang teman yang telah mereka kenal.
Nu’aim berkata kepada mereka: “Wahai Bani Quraizhah, engkau sudah
mengetahui betapa aku cinta kalian dan betapa aku tulus dalam
memberikan nasehat kepada kalian.” Mereka menjawab: “Benar. Engkau
bukanlah orang yang memiliki reputasi buruk bagi kami.” Nu’aim berkata:
“Quraisy dan Gathfan dalam perang ini memiliki alasan tersendiri yang
tidak kalian miliki.” Mereka bertanya: “Mengapa bisa demikian?” Nu’aim
menjelaskan: “Tanah ini adalah negeri kalian. Di sini terdapat harta, anak-
anak dan istri-istri kalian. Kalian tidak akan bisa meninggalkan negeri ini.
Sedangkan Quraisy dan Gathfan; negeri, harta, anak dan istri mereka
tidak berada di sini.
Mereka datang untuk berperang melawan Muhammad. Mereka
mengajak kalian untuk membatalkan perjanjian dengannya dan membantu
mereka untuk memeranginya, dan kalian mau saja dengan ajakan mereka.
Jika mereka berhasil mengalahkan Muhammad maka mereka akan
mengambil ghanimah darinya. Jika mereka kalah dalam memeranginya,
maka mereka akan kembali ke negeri mereka dengan aman dan
membiarkan kalian disini bersama Muhammad sehingga ia dapat
membalas kalian dengan begitu kejam.
Kalian sudah tahu bahwa kalian tidak mampu untuk menghadapi
Muhammad jika Quraisy dan Gathfan meninggalkan kalian.”
 Penduduk Bani Quraizhah berkata: “Engkau benar. Lalu apa
pendapatmu?!”
Nu’aim berkata: “Pendapatku adalah kalian jangan bergabung dengan
mereka sehingga kalian ajak sekelompok pembesar mereka yang kalian
jadikan sebagai jaminan bagi kalian. Para pembesar tadi kalian ajak untuk
berperang melawan Muhammad sampai kalian dapat mengalahkannya,
atau hingga manusia terakhir dari kalian atau dari mereka mati.”
Bani Quraizhah menjawab: “Benar sekali pendapatmu.”
Kemudian Nu’aim meninggalkan mereka dan pergi untuk menemui
Abu Sufyan panglima pasukan Quraisy. Ia berkata kepadanya dan para
pasukannya: “Wahai bangsa Quraisy, kalian sudah mengetahui betapa
kecintaanku kepada kalian dan betapa aku memusuhi Muhammad.
Ada suatu hal dan menurutku hal ini harus aku sampaikan kepada
kalian sebagai sebuah nasihat namun kalian harus menyimpannya dengan
baik dan jangan menceritakan bahwa ini berasal dariku!” Para pasukan
Quraisy berkata: “Kami akan menjaminnya!”
Nu’aim berkata: “Bani Quraizhah telah menyesal karena telah
memusuhi Muhammad. Mereka lalu mengirimkan surat kepadanya yang
berbunyi: ‘Kami menyesal atas apa yang telah kami perbuat. Kami berniat
untuk kembali melakukan perjanjian dan perdamaian denganmu. Apakah
akan membuatmu senang bila kami akan mengambil beberapa orang dari
para pemuka Quraisy dan Gathfan, kemudian kami serahkan mereka
kepadamu untuk dipenggal lehernya.
Kemudian kami akan bergabung dengan kalian untuk memerangi
mereka sehingga engkau dapat mengalahkan mereka.’
Maka Muhammad pun mengirimkan surat balasan yang berbunyi:
‘Baik.’
Maka jika kaum Yahudi mengirimkan utusan untuk meminta jaminan
dari beberapa orangmu, maka jangan kalian kirim seorang pun kepada
mereka.”
Maka Abu Sufyan pun berkata: “Sebaik-baiknya sekutu adalah engkau!
Semoga kebaikanmu dibalas.”
Kemudian Nu’aim meninggalkan Abu Sufyan dan pergi menuju
kaumnya yaitu suku Gathfan. Ia menceritakan kepada mereka sebagaimana
yang ia ceritakan kepada Abu Sufyan, dan ia memberikan peringatan yang
sama persis seperti yang ia berikan kepada Abu Sufyan.

Abu Sufyan ingin menguji Bani Quraizhah dan ia mengutus anaknya
untuk  menemui  mereka  dan  berkata  kepada  mereka:  “Ayahku
menyampaikan salam kepada kalian dan berkata: ‘Sudah lama embargo
yang kita lakukan terhadap Muhammad sehingga kami merasa bosan. Kamisudah mengambil keputusan untuk menyerang Muhammad dan
mengalahkannya...’ Ayah mengutusku kepada kalian untuk mengundang
kalian ke perkemahannya besok.”
Bani Quraizhah berkata kepadanya: “Besok adalah hari Sabtu dan kami
tidak akan melakukan apapun pada hari Sabtu. Kami tidak akan ikut
perang bersama kalian sehingga kalian mengirimkan 70 orang pemuka
kalian dan pemuka Gathfan sebagai jaminan untuk kami. Sebab kami
khawatir bila peperangan nanti semakin sengit, kalian bisa kembali ke
negeri kalian dan meninggalkan kami sendirian untuk menghadapi
Muhammad. Kalian sudah tahu bahwa kami tidak akan mampu
menghadapi pasukan Muhammad.”
Begitu anaknya Abu Sufyan kembali ke kaumnya dan menceritakan apa
yang ia dengar dari Bani Quraizhah, maka mereka berkata dengan
perkataan yang sama: “Celaka, anak-anak keturunan monyet dan babi itu!
Demi Allah, jika mereka meminta kami untuk memberikan seekor kambing
sebagai jaminan, maka tidak akan pernah kami memberikannya!”

Nu’aim bin Mas’ud berhasil memecah belah barisan pasukan Ahzab.
Kemudian Allah Swt mengirimkan kepada Quraisy dan para sekutunya
angin yang kencang sehingga merusak tenda-tenda, menumpahkan
tungku, memadamkan lampu, menampar wajah mereka dan mengisi mata
mereka dengan pasir.
Mereka tidak menemukan lagi jalan keluar dari sana. Akhirnya, mereka
pergi di tengah kegelapan malam.
Begitu pagi menjelang, kaum muslimin mendapati bahwa para musuh
Allah telah lari yang membuat mereka semua mengatakan: “Segala puji
bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya, menguatkan tentaranya dan
menghancurkan Ahzab (pasukan musuh) dengan sendiri saja.”

Sejak saat itu, Nu’aim bin Mas’ud menjadi orang kepercayaan
Rasulullah Saw. Rasul memberikan beberapa tugas kepadanya, dan
memberikan tanggung jawab kepada dirinya. Sering kali ia diperintahkan
untuk menjadi pembawa panji saat berperang.
Pada hari terjadinya Fathu Makkah, Abu Sufyan bin Harb
memperhatikan rombongan pasukan muslimin. Kemudian ia melihat
seorang pria yang membawa panji Gathfan dan Abu Sufyan bertanya
kepada orang di sampingnya: “Siapakah orang itu?!” Mereka menjawab:
“Dia adalah Nu’aim bin Mas’ud.” Abu Sufyan berkata: “Amat keji
perbuatan yang ia lakukan kepada kita pada perang Khandaq. Demi Allah,
dulunya dia adalah orang yang paling memusuhi Muhammad. Sekarang
Kisah Heroik 65 Orang Shahabat Rasulullah SAW
dia membawa panji kaumnya bersama Muhammad, dan turut serta untuk
memerangi kita di bawah panji yang dibawanya.

Untuk mengenal lebih jauh tentang profil Nu’aim bin Mas’ud silahkan
melihat:

1. As Sirah An Nabawiyah karya Ibnu Hisyam: (lih. Daftar Isi)
2. Al Istiab (dengan Hamisy Al Ishabah):3/557
3. Usudul Ghabah: 5/347 atau (Tarjamah) 5274
4. Ansab Al Asyraf: 340, 345
5. Al Ishabah: 3/568 atau (Tarjamah) 8779
6. Hayatus Shahabah: (lih. Daftar Isi pada jilid 4)

Kamis, 19 Juni 2014

perhiasan terbaik wanita soleha


Kamu Tau Kenapa Saya Suka
Wanita Berjilbab

Jawabannya sederhana, karena mata saya susah
diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana
saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari
keluar pintu rumah sampai kembali masuk
rumah lagi
Dan kamu tau? kemana arah mata
memandang selalu saja membuat mata saya
terbelalak.

Hanya dua arah yang bisa membuat saya
tenang, mendongak ke atas langit atau
menunduk ke tanah.

Melihat kedepan ada perempuan berlenggok
dengan seutas "Tank Top", noleh ke kiri
pemandangan "Pinggul/udel terbuka",
menghindar kekanan ada sajian
"Celana ketat
plus You Can See", balik ke belakang dihadang
oleh "Dada indah/montok menantang!"
Astaghfirullah... kemana lagi mata ini harus
memandang?

Kalau saya berbicara nafsu, ow jelas sekali saya
suka. Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang,
saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu.
Saya juga butuh hidup dengan pemandangan
yang membuat saya tenang.

Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek
pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang
anggun mempesona, kalau dipandang bikin
sejuk di mata. Bukan paras yang membikin
mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh
pikiran "ngeres" dan hatipun menjadi keras.

Andai wanita itu mengerti apa yang sedang
dipikirkan oleh laki-laki ketika melihat mereka
berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau
tampil seperti itu lagi.
Kecuali bagi mereka yang memang punya niat
untuk menarik lelaki untuk menikmati "aset
berharga" yang mereka punya.

Istilah seksi kalau boleh saya definisikan
berdasar kata dasarnya adalah penuh daya
tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi
oleh para lelaki, janganlah berbangga hati
dulu. Sebagai seorang manusia yang punya
fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda
malu, karena penampilan seksi itu sudah
membuat mata lelaki menelanjangi anda,
membayangkan anda adalah objek syahwat
dalam alam pikirannya. Berharap anda
melakukan lebih seksi, lebih... dan lebih lagi.
Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam
benak sang lelaki? Yaitunya: anda bisa diajak
untuk begini dan begitu alias gampangan!

Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda
sudah membuat diri anda tidak dihargai dan
dihormati oleh penampilan anda sendiri yang
anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu
yang buruk terjadi pada diri anda, apa itu
dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan
seksual atau mungkin sampai pada perkosaan.

Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin
anda
menjawabnya "lelaki" bukan? Oh betapa
tersiksanya menjadi seorang lelaki normal di
jaman sekarang ini.

Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli
kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang
pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi
barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang
akan berebut untuk menerima. Nah apa
bedanya dengan anda menawarkan penampilan
seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin
siapa yang melihat ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi saya harus menahan
penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini
saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes,
tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus
menikmatinya...? tapi saya sungguh takut
dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana
nanti saya mempertanggungjawabkan nanti?
sungguh dilema yang berkepanjangan dalam
hidup saya.

Allah Taala telah berfirman: "Katakanlah
kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah
mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya", yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman

"Hendaklah mereka menahan pandangannya
dan memelihara
kemaluannya." (QS. An-Nuur : 30-31).

Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam
di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer
menyerap sekian juta elektron yang terpancar
dari monitor, saya hanya ingin menahan
pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini
rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak
bisa pertanggung jawabkan nantinya di Akhirat.

Jadi tak salah juga bukan? kalau saya paling
malas diajak jjs, dan semacamnya
yang selalu menyajikan keseksian.

Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema
seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati,
tetapi sebagian besar ada yang takut dan
bingung harus berbuat apa. Bagi anda para
wanita apakah akan selalu bahkan semakin
menyiksa kami sampai kami tak mampu lagi
memikirkan mana yang baik dan mana yang
buruk. Kemudian terpaksa mengambil
kesimpulan menikmati pemadangan yang anda
tayangkan?

So, saudaraku muslimah berjilbablah ... karena
itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik,
mempesona dan tentunya sejuk dimata lelaki.

Rabu, 18 Juni 2014

Al-waqiah kunci kejayan


Surat Al Waqiah (سورة الواقعة) adalah salah satu surat yang penuh dengan fadhilah dan keberkahan. Surah Al-Waqi’ah adalah surah yang ke-56 dalam Al-Quran, terletak pada juz ke 27 dan terdiri dari 96 ayat. Surat yang diturunkan setelah Surah Taahaa ini dinamakan dengan Al-Waaqi’ah (Hari Kiamat), diambil dari perkataan Al-Waaqi’ah yang terdapat pada ayat pertama. Surat ini banyak menceritakan tentang perihal hari kiamat dan bagaimana nanti pembagian umat di hari tersebut. Akan tetapi surat ini banyak memiliki fadhilah terutama dalam hal rezeki.

    Berikut beberapa riwayat fadhilah dari surat waqiah
Sabda Rasulullah SAW:
1. “Surah al-Waqiah adalah surah kekayaan. Hendaklah kamu membacanya dan ajarkanlah kepada anak-anak kamu.” (Riwayat Ibn Mardawaih daripada Anas: Kasyf al-Khafa’).
2.
“Sesiapa yang membaca surah al-Waqiah pada setiap malam ia tidak akan ditimpa kefakiran.” (Riwayat daripada Ibn Mas’ud: al-Azkar, al-Jami al-Soghir).
3.
“Ajarkanlah surah Al-Waqi’ah kepada isteri-isterimu. Kerana sesungguhnya ia adalah surah Kekayaan.”(Hadis riwayat Ibnu Ady)
4.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada malam Jum’at, ia akan dicintai oleh Allah, dicintai oleh manusia, tidak melihat kesengsaraan, kefakiran, kebutuhan, dan penyakit dunia; surat ini adalah bagian dari sahabat Amirul Mukimin (sa) yang bagi beliau memiliki keistimewaan yang tidak tertandingi oleh yang lain.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).
5.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang merindukan surga dan sifatnya, maka bacalah surat Al-Waqi’ah; dan barangsiapa yang ingin melihat sifat neraka, maka bacalah surat As-Sajadah.”(Tsawabul A’mal, hlm 117).
6.
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah sebelum tidur, ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan wajahnya seperti bulan purnama.” (Tsawabul A’mal, halaman 117).
7.
Ubay bin Ka’b berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia akan dicatat tidak tergolong pada orang-orang yang lalai.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).
8.
Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia tidak akan tertimpa oleh kefakiran selamanya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).
9.
Imam Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang membaca surat al Waqi’ah setiap malam maka dirinya tidak akan ditimpa kemiskinan.”
10.
Ibnu Katsir didalam mengawali penafsirannya tentang surat al Waqi’ah mengatakan bahwa Abu Ishaq mengatakan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata : Abu Bakar berkata,”Wahai Rasulullah saw tampak dirimu telah beruban.” Beliau bersabda,”Yang (membuatku) beruban adalah surat Huud, al Waqi’ah, al Mursalat, عما يتساءلون (An Naba’, pen) dan إذا الشمس كورت.” Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dia berkata : ia adalah hasan ghorib.
11.
Beliau mengatakan bahwa Al Hafizh Ibnu ‘Asakir didalam menerjemahkan Abdullah bin Mas’ud dengan sanadnya kepada Amr bin ar Robi’ bin Thariq al Mishriy : as Surriy bin Yahya asy Syaibaniy bercerita kepada kami dari Syuja’ dari Abu Zhobiyah berkata ketika Abdullah (bin Mas’ud) menderita sakit, ia dijenguk oleh Utsman bin ‘Affan dan bertanya,”Apa yang kau rasakan?” Abdullah berkata,”Dosa-dosaku.” Utsman bertanya,”Apa yang engkau inginkan?” Abdullah menjawab,”Rahmat Tuhanku.” Utsman berkata,”Apakah aku datangkan dokter untukmu.” Abdullah menjawab,”Dokter membuatku sakit.” Utsman berkata,”Apakah aku datangkan kepadamu pemberian?” Abdullah menjawab,”Aku tidak membutuhkannya.” Utsman berkata,”(Mungkin) untuk putri-putrimu sepeningalmu.” Abdullah menjawab,”Apakah engkau mengkhawairkan kemiskinan menimpa putri-putriku? Sesungguhnya aku telah memerintahkan putri-putriku membaca surat al Waqi’ah setiap malam. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang membaca surat al Waqi’ah setiap malam maka dirinya tidak akan ditimpa kemiskinan selama-lamanya.”
12.
Lalu Ibnu ‘Asakir mengatakan : begitulah dia mengatakan. Yang betul : dari Syuja’, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Wahab dari Surriy. Abdullah bin Wahab berkata bahwa as Surriy bin Yahya telah memberitahuku bahwa Syuja’ telah bercerita kepadanya dari Abi Zhobiyah dari Abdullah bin Mas’ud dia berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang membaca surat al Waqi’ah setiap malam maka dirinya tidak akan ditimpa kemiskinan selama-lamanya.” Dan Abu Zhobiyah pun tidak pernah meninggalkan dari membacanya.
13.
Demikian pula Abu Ya’la meriwayatkan dari Ishaq bin Ibrahim dari Muhammad bin Munib dari as Surriy bin Yahya dari Syuja’ dari Abi Zhobiyah dari Ibnu Mas’ud. Kemudian Ishaq bin Abi Israil dari Muhammad dari Munib al ‘Adaniy dari as Surriy bin Yahya dari Abi Zhobiyah dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa membaca surat al Waqi’ah setiap malam maka dirinya tidak akan ditimpa kemiskinan selama-lamanya.”, didalam sanadnya tidak disebutkan Syuja’. Ibnu Mas’ud mengatakan,”Sungguh aku telah memerintahkan putriku membacanya setiap malam.”
14.
Ibnu ‘Asakir juga meriwayatkan dari hadits Hajjaj bin Nashir dan Utsman bin al Yaman dari as Sirriy bin Yahya dari Syuja’ dari Abu Fathimah berkata,”Abdullah mengalami sakit lalu Utsman bin ‘Affan datang mengunjunginya dan disebutkan hadits panjang ini. Utsman bin al Yaman berkata,”Abu Fathimah adalah hamba sahaya dari Ali bin Abu Thalib. (Tafsir al Quranil Azhim juz VII hal 512 – 513)
15.
Begitupula dengan hadits yang diriwayatkan oleh ad Dailamiy dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda,”Surat al Waqi’ah adalah surat kekayaan maka bacalah dan ajarkanlah ia kepada anak-anakmu.”

            seperti biasa kali ini kami menyediakan potongan ayat biar lebih mudah dihapal..
baiklah silahkan di download, semoga bermanfaat baik itu di dunia ataupun akhirat..
buat teman yang pengen potongan surah yang lain, insyallah kami akan menyediakan.

Rabu, 11 Juni 2014

naskah khotbah




Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dengan
mengabdi dan meningkatkan ketaatan kita kepada Allah SWT.
Dan perlu kita ketahui bahwa umur kita selama ini dari hari ke hari bukanlah
malah bertambah, akan tetapi sebaliknya justru semakin berkurang dan terus
berkurang hingga datangnya ajal. Ini berarti kesempatan kita untuk beramal sholeh
semakin sedikit, sedang perbuatan dosa selalu bertambah. Marilah kita bersama-
sama memanfaatkan kesempatan yang semakin sedikit itu dengan memperbanyak
amal sholeh (perbuatan-perbuatan yang baik), sebelum kesempatan itu harus
direnggut oleh maut. Kita upayakan agar kesempatan itu tidak terbuang percuma,
atau berlalu dengan sia-sia, karena jika ajal datang tidak akan dapat diundur
walaupun sesaat..

baiklah kali ini kami akan berbagi naskah khotbah jum'at, yang mudah-mudahan bermanfaat...


  1. maut pasti datang
  2. ajal semakin dekat
  3. mengingat mati



semoga bermanfaat...

Sabtu, 07 Juni 2014

membaca AL-QURAN pada mayit

Syaikh Hasan Jabar, beliau adalah guru besar, dosen tafsir dan ilmu Tafsir di Universitas al-Azhar serta pengajar di Masjid al-Azhar.

Syaikh Hasan Jabar pada kuliahnya di Masjid al-Azhar hari Ahad kemarin memberikan penjelasan yang ciamik perihal bacaan al-Quran yang dihadiahkan kepada mayyit. Berikut percakapan beliau dengan kami para muridnya.

Syaikh Hasan Jabar: “Semua orang mati itu dikatakan mayyit kan? Baik yang sudah dikubur maupun yang hendak dikubur?”

Kami: “Iya, Syaikh.”

Syaikh Hasan Jabar: “Bukankah Rasulullah Saw. melakukan shalat Jenazah?”

Kami: “Iya, Rasulullah Saw. melakukannya.”

Syaikh Hasan Jabar: “Takbir pertama saat shalat Jenazah, apa yang dibaca?”

Kami: “Surat al-Fatihah, Syaikh.”

Syaikh Hasan Jabar: “Surat al-Fatihah itu termasuk dari al-Quran tidak?”

Kami: “Termasuk dari al-Quran, Syaikh.”

Syaikh Hasan Jabar: “Lha iya, Rasulullah Saw. sendiri membacakan al-Quran kepada mayyit. Kok iya ada sebagian orang yang bangga mengatakan hal itu bid’ah dan sesat. Justru merekalah yang membid’ahkan dan menyesatkan Rasulullah Saw. Dan merekalah yang sejatinya melakukan bid’ah.”

Syaikh Hasan Jabar menambahkan: “Sebarkan dan sampaikan ini kepada orang lain agar umat kita bisa bersatu lagi dan selamat dari propaganda mereka.”

(Oleh: Gus Mas Yaqien, salah satu murid Syaikh Hasan Jabar yang waktu itu turut hadir mengikuti pengajian di Masjid al-Azhar).

Jumat, 06 Juni 2014

AL-QURAN


  • Dari Abu Umamah ra. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Bacalah Al Quran sesungguhnya ia akan datang di hari Kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya." (Riwayat Muslim)
  • Dari Nawwas bin Saman ra. telah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Di hari Akhirat kelak akan didatangkan Al Quran dan orang yang membaca dan mengamalkannya, didahului dengan surat Al Baqarah dan Surah Ali Imran, kedua-duanya menjadi hujjah (pembela) orang yang membaca dan mengamalkannya."
    (Riwayat Muslim)
  • Dari Usman bin Affan ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya." (Riwayat Bukhari)
  • Dari Aisyah ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang membaca Al Quran dengan terbata-bata karena susah, akan mendapat dua pahala."
    (Riwayat Bukhari & Muslim)
  • Dari Abu Musa Al Asyari ra. telah berkata: Rasulullah saw.bersabda, "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Quran seperti buah Utrujjah (sejenis limau), baunya harum dan rasanya sedap. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Quran seperti buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Quran seperti Raihanah (jenis tumbuhan), baunya wangi tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Quran seperti buah hanzhal (seperti buah pare), tidak berbau dan rasanya pahit.
    (Riwayat Bukhari & Muslim)
  • Dari Umar bin al Khatthab ra. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al Quran." (Riwayat Muslim)
  • Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi Muhammad saw. telah bersabda, "Tidak boleh iri kecuali pada dua perkara: Laki-laki yang dianugerahi (kefahaman yang sahih tentang) Al Quran sedang dia membaca dan mengamalkannya siang dan malam, dan laki-laki yang dianugerahi harta sedang dia menginfakkannya siang dan malam."
    (Riwayat Bukhari & Muslim)
  • Dari Barra bin Azib ra. telah berkata: Seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali panjang, tiba-tiba ada awan melindunginya dan semakin mendekat dan kudanya menjauhinya. Pagi-paginya laki-laki itu mendatangi Nabi Muhammad saw. dan menceritakan peristiwa tersebut, maka beliau bersabda, "Itu adalah ketenangan yang turun karena Al Quran."
    (Riwayat Bukhari & Muslim)
  • Dari Ibnu Abbas ra. beliau berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya sesuatu pun dari Al Quran laksana sebuah rumah yang runtuh." (Riwayat Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)
  • Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash ra. dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada orang  yang membaca Al Quran: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah urusan di dunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca."(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)
  • Dari Uqbah Bin Amir ra. berkata; Rasulullah saw. keluar dan kami berada di beranda masjid. Beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang tiap hari ingin pergi ke Buthan atau Aqiq dan kembali dengan membawa dua ekor unta yang gemuk sedang dia tidak melakukan dosa dan tidak memutuskan hubungan silaturahmi?" Kami menjawab, "Kami ingin ya Rasulullah" Lantas beliau bersabda, "Mengapa tidak pergi saja ke masjid; belajar atau membaca dua ayat Al Quran akan lebih baik baginya dari dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, dan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta, demikianlah seterusnya mengikuti hitungan unta."(Riwayat Muslim)
  • Dari Ibnu Masud ra. bahawasanya Nabi Muhammad saw. bersabda, "Yang paling layak mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang paling fasih membaca Al Quran.(Riwayat Muslim)
  • Dari Jabir bin Abdullah ra. bahawasnya; Ketika Nabi Muhammad saw. mengumpulkan dua mayat laki-laki diantara korban perang Uhud kemudian beliau bersabda, "Siapa diantara keduanya yang lebih banyak menghafal Al Quran?" dan ketika ditunjuk salah satunya beliau mendahulukannya untuk dimasukkan kedalam liang lahad.(Riwayat Bukhari, Tirmizi, Nasai & Ibnu Majah)
  • Dari Imran bin Hushoin bahawa beliau melewati seseorang yang sedang membaca Al Quran kemudian dia berdoa kepada Allah lalu ia kembali membaca, lantas dia berkata aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang membaca Al Quran maka berdoalah kepada Allah dengan Al Quran karena sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca Al Quran dan orang-orang berdoa dengannya."(Riwayat Tirmizi, beliau berkata : Hadits ini hasan)
  •  Dari Ibnu Masud ra. ia berkata: Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud Alif, Laam, Miim satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf. (Riwayat Ad Darami dan Tirmizi, beliau berkata hadits ini hasan sahih)

  •  
    sahabat Qurani marilah kita selalu tingkatkan kualitas bacaan dan hafalan AlQuran kita......